Selasa, 03 September 2013

Mahasiswa dan Budaya Kritis

0

Sebagai insan cendekia, semestinya mahasiswa mulai membiasakan diri untuk berfikir kritis sebagai jawaban atas kritikan dan sinyalemen yang berkembang bahwa mahasiswa sudah mulai luntur dan meninggalkan kultur akademik yang terbiasa melakukan kritik. Berfikir kritis bagi mahasiswa bisa dimulai dengan melakukan otokritik dalam bentuk pertanyaan dan perenungan tentang; Bagaimana pengetahuan itu muncul dalam diri manusia; Bagaimana kehidupan intelektual itu tercipta; dan darimana sumber pemikiran dan pengetahuan tersebut lahir. Selain itu, berfikir kritis juga bisa dengan menggunakan 3 pola pemikiran; yaitu ontologi (tentang apa) epistimologi (tentang bagaimana), dan aksiologi (tentang untuk apa). 

 Selain itu, sebagai insan cendekia, mahasiswa juga harus sudah mulai menguasai berbagai macam dan unsur ilmu pengetahuan. Paling tidak minimal 3 unsur utama, yakni; unsur substansi; informasi, dan metodologi. Unsur substansi dikenal dengan subyek (material dan formal) atau subject matter suatu disiplin ilmu. Sedangkan unsur informasi merupakan isi tuturan pemahaman dan penjelasan yang bersifat abstrak tentang unsur substansi itu, baik yang dapat diamati (observable) dan diukur (measurrable) maupun yang tidak dapat diamati dan diukur. Sementara itu, unsur metodologi merupakan cara kerja yang “mengotak-ngatik” unsur substansi dan unsur informasi dengan menggunakan cara berpikir dan cara kerja tertentu, yang secara umum dikenal sebagai metode ilmiah. 

Seiring dengan uraian diatas, mahasiswa/i seyogyanya memiliki wawasan dan akademik yang mumpuni dengan cara antara lain; Pertama, menguasai materi  ajar dengan baik bahkan lengkap dengan nomenklaturnya, makin kaya materi yang dikuasai makin baik. Namun memiliki kekayaan materi ilmiah saja tidak cukup harus ditopang dengan kemampuan metodologi pengembangan dan mengamalkan ide-ide atau gagasan-gagasan lainnya. Kedua, kuat metodologis,  bobot ilmu adalah justeru terletak proses metodeloginya dan bukan semata-mata kuat materinya, orang yang kuat akan materi justeru akan mengetahui dan mampu mencari kekurangan materi ilmiah yang dibutuhkan. Tidak hanya  itu sikap mahasiswa dan mahasiswi terhadap kompetensi dasar yang wajib atau mutlak harus dimiliki terdiri atas: integritas (integrity), kepemimpinan (leadership), perencanaan dan pengorganisasian (planing and organizing), kerjasama (collaboration), fleksibilitas (flexibility). wassalam

0 komentar :

Posting Komentar

www.ayeey.com www.resepkuekeringku.com www.desainrumahnya.com www.yayasanbabysitterku.com www.luvne.com www.cicicookies.com www.tipscantiknya.com www.mbepp.com www.kumpulanrumusnya.com www.trikcantik.net