Sebagai insan cendekia, semestinya
mahasiswa mulai membiasakan diri untuk berfikir kritis sebagai jawaban
atas kritikan dan sinyalemen yang berkembang bahwa mahasiswa sudah mulai
luntur dan meninggalkan kultur akademik yang terbiasa melakukan kritik.
Berfikir kritis bagi mahasiswa bisa dimulai dengan melakukan otokritik
dalam bentuk pertanyaan dan perenungan tentang; Bagaimana pengetahuan
itu muncul dalam diri manusia; Bagaimana kehidupan intelektual itu
tercipta; dan darimana sumber pemikiran dan pengetahuan tersebut lahir.
Selain itu, berfikir kritis juga bisa dengan menggunakan 3 pola
pemikiran; yaitu ontologi (tentang apa) epistimologi (tentang
bagaimana), dan aksiologi (tentang untuk apa).
Selain itu, sebagai insan cendekia, mahasiswa juga harus sudah mulai
menguasai berbagai macam dan unsur ilmu pengetahuan. Paling tidak
minimal 3 unsur utama, yakni; unsur substansi; informasi, dan
metodologi. Unsur substansi dikenal dengan subyek (material dan formal)
atau subject matter suatu disiplin ilmu. Sedangkan unsur informasi
merupakan isi tuturan pemahaman dan penjelasan yang bersifat abstrak
tentang unsur substansi itu, baik yang dapat diamati (observable) dan
diukur (measurrable) maupun yang tidak dapat diamati dan diukur.
Sementara itu, unsur metodologi merupakan cara kerja yang
“mengotak-ngatik” unsur substansi dan unsur informasi dengan menggunakan
cara berpikir dan cara kerja tertentu, yang secara umum dikenal sebagai
metode ilmiah.
Seiring dengan uraian diatas, mahasiswa/i seyogyanya memiliki wawasan
dan akademik yang mumpuni dengan cara antara lain; Pertama, menguasai
materi ajar dengan baik bahkan lengkap dengan nomenklaturnya, makin
kaya materi yang dikuasai makin baik. Namun memiliki kekayaan materi
ilmiah saja tidak cukup harus ditopang dengan kemampuan metodologi
pengembangan dan mengamalkan ide-ide atau gagasan-gagasan lainnya.
Kedua, kuat metodologis, bobot ilmu adalah justeru terletak proses
metodeloginya dan bukan semata-mata kuat materinya, orang yang kuat akan
materi justeru akan mengetahui dan mampu mencari kekurangan materi
ilmiah yang dibutuhkan. Tidak hanya itu sikap mahasiswa dan mahasiswi
terhadap kompetensi dasar yang wajib atau mutlak harus dimiliki terdiri
atas: integritas (integrity), kepemimpinan (leadership), perencanaan dan
pengorganisasian (planing and organizing), kerjasama (collaboration),
fleksibilitas (flexibility). wassalam
0 komentar :
Posting Komentar